"Hmm... Anginnya seger ya Na?".
"Iya Di, alhamdulillah.. udah nggak terlalu gerah".
Arina dan diana menikmati waktu istirahat sekolah mereka dengan duduk di bangku taman sekolah yang rindang karena ada pohon di sebelahnya.
Mungkin karena Arina masih gerah ia mengipas-ngipaskan buku yang ia bawa ke tubuhnya,jilbabnya bergerak-gerak seiring kipasan buku yang ia lakukan. tanpa ia ketahui Diana memperhatikan tingkahnya.
Ia berfikir,kalau ia saja yang tidak memakai kerudung merasa sangat gerah. Apalagi Arina yang memakai kerudung. Dan entah karena saking penasarannya, ia pun spontan menanyakan apa yang ia fikirkan kepada temannya tersebut.
"eh, Na. emangnya kamu nggak gerah apa pake jilbab terus?,lagian kan disekolah kita nggak mewajibkan kita berjilbab bagi yang muslim,terus di kelas kita juga banyak yang non-muslim,temen-temen yang lain juga banyak yang nggak pake jilbab buat toleransi sama yang non-muslim".
Arina tersenyum,ia masih mengipas-ngipaskan buku yang ia bawa. Kemudian ia memandang pada Diana,
"Diana, mungkin disekolah kita memang nggak mewajibkan kita untuk berjilbab. Tapi berjilbab adalah kewajiban bagi setiap wanita muslim, bukan soal toleransi atau tidak. jadi jika kamu mengaku muslim tapi tidak mau berjilbab, itu sama dengan melanggar perintah Allah". Jawab Arina dengan yakin.
"Terus soal gerahnya gimana na?, kalo aku lagi berjilbab aku nggak tahan sama gerahnya".
"Gerah di dunia sih masih mending Di,daripada gerah di akhirat hayo.. Lagian,kamu tau nggak? satu helai rambut yang terlihat orang lain yang bukan muhrim kita. itu sama dengan satu dosa."
"Ah masa sih Na? baru tahu aku. Lagian,bukannya lebih baik memperbaiki hati dan perilaku dulu baru berjilbab?, soalnya temen-temen juga banyak yang bilang, ngapain berjilbab tapi perilakunya buruk?"
"Diana, berjilbab itu W-A-J-I-B,bukan hanya untuk wanita yang baik,tapi untuk semua wanita muslim. memang nggak semua wanita yang berjilbab itu baik,tapi setidaknya ia berusaha untuk menjadi taat. Urusan hati, nanti pasti mengikuti seiring dipakainya jilbab untuk menutupi auratnya. Kalo kamu berjilbab,bukannya kamu juga jadi berfikir.``kamu kan udah udah berjilbab,masa perilakunya masih seperti ini? harusnya bisa lebih baik dong?`` bener nggak?".
"Hmm,gitu ya Na?" Ucap Diana sambil mencoba merenungkan dan mencerna kata-kata Arina.
Ia pun membisu seiring dengan hembusan angin yang berlalu.
Mereka berdua sama-sama diam,
Setelah beberapa menit belum ada yang membuka suara, entah apa yang difikirkan Diana. Tapi Arina sudah lega karena sudah menjelaskannya pada Diana.
Sedetik kemudian bel smasuk kelas berbunyi, Arina meraih tangan Diana.
"Diana,yuk masuk kelas?" Ucapnya sambil berdiri.
tanpa membantahpun Diana mengikuti ajakan Arina, ditengah langkah mereka menuju kelas,Diana berhenti.
Ia meraih tangan Arina, "Eh,na!".
Arina berhenti dan menatap Diana."Kenapa?"
"Kayaknya,mulai besok aku akan berusaha intuk berjilbab."
"Alhamdulillah..." Ucap Arina sambil tersenyum, "Semoga menjadi awal yang baik, ya udah ayo masuk kelas?"
Diana pun mengangguk, kemudian keduanya pun berlalu.
~ Selesai ~
0 komentar:
Posting Komentar